Kamis, 12 Januari 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diera sekarang ini bimbingan dan konseling sangatlah dibutuhkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Dalam program bimbingan dan konseling itu sendiri ada berbagai layanan-layanan yang diantaranya: pengumpulan data mengenai diri siswa, pemberian informasi mengenai pendidikan, pekerjaan, dan sosial budaya siswa yang dapat membantu siswa kelak di masa depan, konseling, yang memberikan bantuan khusus kepada siswa yang mempunyai masalah secara individual maupun kelompok, penempatan dalam program pendidikan dan pekerjaan yang sesuai, penilaian terhadap keberhasilan program yang diikuti dengan kegiatan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengembangan program bimbingan selanjutnya
Dalam pemberian layanan tersebut dapat digunakan melalui dua teknik yaitu teknik bimbingan individual dan teknik bimbingan kelompok. Dalam makalah ini akan lebih di fokuskan membahas tentang mengenai pengertian serta teknik-teknik bimbingan kelompok. Tujuan yaitu agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok itu sendiri serta mengetahui teknik-teknik bimbingan kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Bimbingan Kelompok
b. Tehnik Permainan Simulasi
1.3 Tujuan dan Manfaat
Ada yang menjadi tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tehnik permainan simulasi
b. Dari penulisan makalah ini dapat dijadikan landasan dan batu loncat bagi penulis untuk menghadapi penulisan-penulisan makalah kedepannya yang lebih baik.
c. Sebagai salah satu tugas dari mata kulia bimbingan dan konseling kelompok.
d. Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi para mahasiswa.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok
Berdasarkan kajian para ahli mengenai definisi bimbingan yang ditulis para ahli , misalnya Mortensen dan Schmuller (1964), Pietrofesa (1980), Shertzer dan Stone (1981), dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat diartikan “suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dan dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya dan linkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan dapat mengembangkan dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”.
Setelah kita mengetahui pegertian bimbingan kita juga memerluka pengertian kelompok. Kata kelompok rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dan konsep definisi kelompok itu sendiri setiap individu berbeda. Berikut ini pengertian bimbingan kelompok menurut Webster (1973), yaitu “kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang yang membentuk pola atau suatu unit pola; suatu kesatuan orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan, atau sifat-sifat yang sama”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan kolompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu ditujukan pada situasi kelompok dimana anggota yang mengikuti suatu bantuan tersebut lebih dari dua orang dengan tujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

2.2 Teknik Permainan Simulasi (simulation games)
Teknik permainan simulasi terdiri dari dua kata yaitu permainan dan simulasi. Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, mereka mengadakan pertemuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, terdapat aturan dan batasan waktu dan permainan juga merupakan suatu aktifitas menyenangkan, ringan, bersifat kompetitif. Permainan dilakukan baik olh anak-anak da orang dewasa. Dengan bermain anak-anak dapat mengenal lingkungannya, badannya, belajar tentang aturan masyarakat, manirukan dan menemukan pikiran-pikiran dan hubungan-hubungan yang berarti. Dengan cara ini anak-anak dapat belajar berbagai macam pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk dapat bergaul dan hidup di masyarakat. Jadi permainan dapat disebut sebagai alat untuk mengembangkan pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian bermain merupakan cara belajar yang menyenangkan, karena dengan bermain anak-anak belajar sesuatu tanpa mempelajarinya. Apa yang dipelajari ini akan disimpan dalam pikirannya, dan akan dipadukan menjadi satu kesatuan dengan pengalaman-pengalaman lain yang kadang-kadang tanpa disadarinya. sedang simulasi merupakan meniru situasi-situasi tertentu yang merupakan representasi (gambaran) dari kehidupan nyata. Permainan simulasi merupakan gabungan antara permainan dan simulasi, para pemain melakukan aktivitas simulasi dan mereka memperoleh balikan dari aktivitas permainan tersebut.
Menurut Adams (1973) permainan simulasi yaitu permainan yang dimaksudkan untuk merefleksi situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Tetapi situasi itu hampir selalu dimodifikas , apakah dibuat lebih sederhana, atau diambil sebagian, atau dikeluarkan dari konteksnya. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa situasi yang disimulasikan hendaknya tidak terlalu kompleks dan tdak terlalu sederhana. Apabila terlalu kompleks para pemain menjadi kurang berani memainkannya, sebaliknya apabila terlalu mudah mereka akan cepat bosan. Meskipu demikian, permainan simulasi tetap menyediakan suatu gambaran kehidupan dan kenyataan yang berarti.
Permainan simulasi dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya membantu siswauntuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial.
Dalam hal ini peserta permainan dapat memerankan peran yang sama sekali asing baginya. Permainan simulasi hampir sama deengan permainan peranan tetapi dalam permainan simulasi kadang-kadang pemain menghalangi pemain lainnya.
Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan gabungan antara teknik bermain peranan dengan teknik diskusi. Dalampermainan simulasi para pemainnya berkelompok dan berkompetensi untuk mecapai tujuan-tujuan tertentu dengan menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan bersama. Dalampermainan tersebut para pemain harus berperan dan berperilaku seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam situasi kehidupan yang sebenarnya. Jumlah pemain dalam permainan simulasi terbatas, dan lama permainannya juga terbatas. Selain juga permainan simulasi membutuhkan tempat dan peralatan tertentu. Topic-topik permainan simulasi disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan latar belakang lingkungan anak, dengan demikian mereka tidak merasa melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Permainan simulasi cocok dipakai untuk memotivasi anak belajar, terutama bila bahan pelajaran yang dipelajarinya kurang menarik. Npermainansimulasi selain berguna untuk memperkenalkan konsep dan menanamkan pengertiantentang sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan minat dan perhatian anak.
Penggunaan teknik permainan simulasi baik untuk kepentingan pengajaran maupun bimbingan didasarkan pada pikiran bahwa belajar secara berarti dapat terjadi apabila sibelajar menyatu dan akrab dengan lingkungan belajarnya. Belajar yang berlangsung dalam situasi demikian disebut belajar aktif. Dalam konteks ini anak belajar dari pengalamannya dengan lingkungan belajarnya dan megintegrasikan apa yang dipelajarinya dengan apa yang sudah ada pada dirinya. Informasi dan pengetauan yang diperoleh dengan cara demikian akan lebih dapat meresap dan terus mengalir seperti sungai, yaitu menemukan hal-hal baru yang dikombinasikan dengan yang lama. Belajar aktif itu sendiri mengacu pada belajar yang terjadi pada saat materi yang dipelajari anak diragakan sebelum disimilasikan dengan yang lama. Meskipu kegiatan belajar seperti itu memakan banyak waktu, tetapi si belajar mendapat perasaan puas karena berpartisipasi dengan aktif dalam proses permainan. Belajar dengan cara simulasi sama seperti belajar dalam kehidupan yang sebenarnya.

2.3 Cara membuat permainan simulasi.
Untuk membuat permainan simulasi dapat diikutilangkah-langkah sebagai berikut
a. Meneliti masalah yang banyak dialami anak, terutama menyangkut bidang pendidkan dan social.
b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam permainan itu. Dalam melakukan hal ini anggota kelompok atau siswa supaya diikut sertakan.
c. Membuat daftar atau sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membantu penyelesaian topik yang akan dikerjakan, misalnya alat-alat yang diperlukan, buku sumber, dan waktu yang sesuai untuk mengerjakan tugas antara konselor dengan siswa.
d. Memilih situasi dalam kehidupan sebenarnyan yang ada kaitannya dengan kehidupan siswa. Pelajari struktur situasi tersebut, dan aturan-aturan yang mengatur perilaku mana yang dibolehkan dan perilaku mana yang tak dibolehkan untuk dilakukan.
e. Membuat model atau skenario dari situasi-situasi yang sudah dipilih.
f. Identifikasi apa saja dan berapa orang yang akan terlibat dalam permainan tersebut. Pemegang peran apa saja sangat diperlukan dan apa peran masing-masing.
g. Membuat alat permainan simulasi, misalnya beberan simulasi, kartu pesan, kartu yang berisi kegiatan yang harus dilakukan untuk mengisi kegiatan selingan.

2.3 Cara melaksanakan permainan simulasi.

sebelum pelaksanan permainan simulasi dilaksanakan konselor menentukan peserta simulasi yang tergolong sebagai berikut:
a. Fasilitator, yaitu individu yang bertugas memimpin permainan simulasi. Tugas fasilitator yaitu menjelaskan tujuan permainan, mendorong pemain dan penonton untuk aktif ikut berdiskusi, membantui memecahkan masalah yang timbul selama permainan, menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh peserta lain, mengarahkan diskusi, dan memberikan tugas penulis untuk mencatat hasil diskusi dan melaporkan hasilnya.
b. Penulis/notulen, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama permainan berlangsung.
c. Pemain yaitu individu-individu yang memegang peran tanda bermain dan menjawab dan mendiskusikan pesan-pesan permainan simulasi.
d. Pemegang peran yaitu individu yang berperan sebagai orang-orang atau tokoh-tokoh yang ada pada skenario permainan.
e. Penonton yaitu mereka yang menyaksikan permainan simulasi dan berhak mengemukakan pemndapat, menjawab pertanyaan dan diskusi.

Setelah permainan penentuan pemain maka dilaksanakan permainan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya.
b. Fasilitator menjelaskan tujuan permainan dan yang menjadi fasilitaor yaitu Guru, konselor dan wali kelas.
c. Menentukan pemain, pemegang peran dan penulis.
d. Menjelaskan aturan permainan
e. Bermain dan berdiskusi.
f. Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainannya selesai dan mengemukakan masalah-masalah yang belum sempat diselesaiakan pada saat itu.
g. Menutup permainan serta menentukan waktu dan tempat bermain berikutnya.



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketepatan dalam pemilihan teknik akan dapat mempengaruhi efektivitas pencapaian tujuan bimbingan. Agar suatu layanan dapat berlangsung secara efektif dari awal hingga akhir, bisa saja digunakan sejumlah teknik secara variatif, seperti pada awalnya ceramah kemudian divariasi dengan diskusi kelompok maupun permainan. Ada beberapa teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan yang salah satunya yaitu permainan simulasi.
Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang digunakan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan nyata. Situasi yang diangkat dalam permainan dimodifikasi, disederhanakan, diambil sebagian ataupun dikeluarkan dari konteksnya. Permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain peran dan diskusi.

3.2 Saran
Oleh karena permainan simulasi ini merupakan permainan yang berupa sebuah proses pengulangan situasi-situasi dalam kehidupan nyata atau gambaran kehidupan nyata. Maka, mempelajari tentang tehnik permainan simulasi akan menambah wawasan kita semua tentang pelaksanaan bimbingan kelompok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar