Kamis, 26 Januari 2012

Senin, 16 Januari 2012

“ARTIKEL” UAS TEKNOLOGI BIMBINGAN & KONSELING

PRIBADI
TIGA MASALAH YANG SANGAT MENONJOL DI KELAS VII SMP TELAGA
 1.SERING SAKIT KEPALA
Anak sering sakit kepala karena selalu berfikir yang negative.contohnya siswa yang datang terlambat.karena ia takut di marahi, jadi dia bingung dan selalu mengeluarka kata” masuk sekolah atau tidak.kalau ia,nanti saya dimarahi guru”.selalu kata-kata itu yang di ulangi sampai-sampai membuat dia pusing,
Maka dai itu,konselor dapat melakukan suatu cara yaitu dengan menggunakan layanan informasi.dimana konselor dapat memberikan informasi kepada siswa kalau kalian terlambat kalian tidak akan di hokum.selain kata-kata itu konselor juga dapat memberikan informasi lain agar konseli tidak akan terlambat lagi dan tidak akan merasa pusing memikirkan masalah yang belum tentu akan di hadapinya.
2.MUDAH PUTUS ASA (FRUSTASI)APABILA MENGALAMI KEGAGALAN
Frustasi adalah kondisi dimana logika dan pikiran tidak dapat berjalan dengan semestinya yang akhirn ya emosilah yang menguasai pola pikir kita. Frustasi dapat melanda kita pada saat terlalu banyak masalah yang kita hadapi sehingga sukar untuk berpikir jernih dan menemukan titik terang. 
Nah kalau kita sudah tau apa itu frustasi seharusnya kita juga mampu untuk mengatasi bahkan mencegah jangan sampai kita terjebak dalam kondisi yang demikian itu. Penyelesaian suatu masalah adalah langkah terbaik untuk mengatasi frustasi, mencoba mengerjakan tugas dengan baik dan tidak akan mudah putus asa.
Di sini peran konselor sangat di butuhkan karena,siswa yang frustasi lebih banyak putus asa.jadi konselor dapat merubah siswa itu menjadi siswa yang tidak mudah putus asa lagi.dengan menggunakan layanan informasi.yang dimana konselor dapat memberikan motivasi bagi siswa ini agar siswa ini tidak akan frustasi lagi.
3.MERASA MALAS UNTUK BERIBADAH
Kita umat muslim diwajibkan untuk sholat.tetapi banyak umat muslim pada waktu shalat tidak shalat.malah bermain bola.
Untuk siswa yang malas beribadah dapat di lakukan konseling kelompok.dimana dalam kelompok itu ada yang selalu shalat ada juga yang malas shalat.dalam kelom[pok inilah akan muncul berbagai tanggapan mengenai kemalasan dalam melakukan shalat.tetapi setelah adanya konseling kelompok,siswa yang malas shalat akan menjadi anak yang rajin shalat.karena mendengar pemberitahuan dari konselor dan temannya.
SOSIAL
1. Punya kawan yang perilakunya kurang baik. (berkelakuan buruk)
Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.
Yang biasa terdapat pada anak SMP,yaitu siswa yang berkelakuan tidak baik.dimana siswa yang satu akan terbawa dengan siswa yang suka bolos.maka dari itu konselor dapat menaggulangi masalah siswa itu dengan bimbingan social.
2.Merasa malu berbicara didepan orang banyak.
Pada umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu, namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat. Anak yang pemalu selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan temannya yang lain.
Guru tidak mudah mengetahui apakah muridnya seorang pemalu, sebab pada umumnya mereka tidak suka berbuat kegaduhan atau masalah. Sifat pemalu dapat menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif, ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka perlu diberi bantuan.
PENYEBAB MASALAH
1.Unsur Keturunan
Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.
2.Masa Kanak-kanak Kurang Gembira
Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah- pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal.

3.Kurang Bermasyarakat
Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.
4.Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.
5. Pandangan Orang Lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.
Padahal anak-anak seperti ini kelak akan menjadi anak yg unggul di bidang sains dan teknologi, atau bisa juga mereka menjadi seniman2 dan maestro kelas dunia, mereka adalah anak-anak yg peka dan penuh cinta kasih,terutama cinta kasih terhadap pada orangtuanya.
Solusi cara mendorong anak pemalu menjadi anak yang PD
1. Kontak mata
Ketika berbicara dengan anak, minta ia selalu untuk menatap mata Anda. Dengan memaksa dan menerapkannya setiap waktu, lambat laun anak akan terbiasa melakukan kontak mata dengan lawan bicara.
Jika anak tidak merasa nyaman menatap tepat di mata lawan bicara, ajarkan ia untuk menatap puncak hidung di antara kedua mata orang di hadapannya. Dengan praktik berulang kali, anak tidak akan memerlukan teknik ini lagi dan lebih percaya diri untuk menatap langsung mata lawan bicaranya.
2. Melatih percakapan
Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang, misalnya orang yang telah dikenalnya, orang dewasa yang belum pernah ditemuinya, teman lama yang jarang dijumpainya, anak baru di sekolah, atau anak yang sering bermain dengannya di taman bermain.
Setelah itu, ajak anak berlatih menggunakan kalimat-kalimat tersebut sampai merasa terbiasa dan nyaman mengucapkannya. Salah satu trik yang dapat digunakan adalah mempraktikkan perbincangan via telepon dengan pendengar suportif di ujung lain. Dengan demikian, anak tidak akan merasa setertekan seperti jika melakukan pembicaraan tatap muka.
3. Berlatih sosialisasi
Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu. Kemudian, bantu anak berlatih bagaimana cara bertemu orang lain, tata krama di meja makan, keterampilan dasar berbicara, dan bagaimana cara mengucapkan salam perpisahan dengan anggun.
4. Lawan berlatih
Philip Zimbardo, yang terkenal sebagai pakar mengatasi rasa malu, merekomendasikan untuk memasangkan anak pemalu dengan anak yang lebih muda darinya untuk berlatih dalam periode singkat. Ciptakan kesempatan bagi anak untuk bermain dengan anak lain yang lebih muda darinya, misalnya adik, sepupu, anak tetangga, atau salah satu anak kenalan Anda.
Jika anak yang pemalu berusia remaja, coba menyuruhnya mengasuh anak kecil untuk mempraktikkan keahlian bersosialisasi yang enggan dipraktikkannya dengan anak-anak seusianya.
5. Satu lawan satu
Dr. Fred Frankel, seorang psikolog dan pembentuk Program Pelatihan Kemampuan Bersosialisasi UCLA, menyarankan permainan satu lawan satu sebagai cara terbaik bagi anak untuk membangun rasa percaya diri.
Dorong anak mengundang seorang temannya untuk bermain bersama selama beberapa jam hingga saling mengenal dan mempraktikkan keahlian berteman. Sediakan makanan kecil sebagai camilan dan cegah interupsi sedapat mungkin dari aktivitas mereka. Jangan izinkan anak menyalakan televisi selama sesi bermain tersebut.
3. Kurang dapat menyatakan pendapat pada saat diskusi
Kurang dapat menyatakan pendapat pada saat diskusi membuat kita tidak puas.Tetapi jika kita diberikan kesempatan memberikan pendapat kita malah bingung.mau bertanya atau tidak?
Pertanyaan ini muncul jika kita tidak bimbang dengan pertanyaan kita.apakah pertanyaan kita benar atau salah.
Untuk masalah ini konselor dapat membantu siswa dengan layanan inforasi.dimana siswa di berikan motivasi agar siswa tidak ragu-ragu dalam mengemukakan pendapat pada saat diskusi.

BELAJAR
1. Merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu.
Merasa kurang senang dengan mata pelajaran tertentu membuat siswa jadi malas belajar pada saat mata pelajaran itu.dan terkadang siswa akan bolos di mata pelajaran itu.entah karena pengajarannya kurang efektif atau gurunya galak.dengan beranggapan seperti itu mereka akan merasakan tida baik dengan mata pelajaran itu.
Untuk mengatasi siswa ini,konslor dapat mengkonseli siswa ini dengan bimbingan belajar.dimana jika orang benar-benar ingin belajar ia tidak akan memilih mata pelajaran apa yang tidak ia sukai.ia akan selalu menyukai semua mata pelajaran tiu dengan baik,walaupun ia tidak begitu paham tetapi ia akan berusaha menanyakan apa yang tidak ia paham ata tdak sukai.
2.Kurang dapat mengatur waktu untuk belajar
Karena siswa lebih banyak bermain,maka waktu untuk belajar sudah tidak teratur lagi.Pulang sekolah siswa banyak bermain dengan temannya,sampai malam.jadi tiba waktu besok ia tidak tahu apa yang akan di jawab jika di beri pertanyaan oleh guru dan datang terlambat.
Untuk menyelesaikan masalah ini konselor dapat memberikan bimbingan pribadi.dengan tujuan agar siswa bisa mengatur waktu belajarnya dan akan lebih baik dari sebelumnya.
3. Merasa kurang senang terhadap cara guru mengajar.
Siswa merasa kurang sengan terhadap cara guru mengajar karena,ada guru yang cara mengajarnya tidak efektif dan guru yang pemarah.kedua tipe ini yang membuat anakjadi malas dengan guru itu.atau juga kadang guru suka memilih siswa.contoh,siswa yang pintar banyak di suruh untuk menjawab pertanyaan ini.sedangkan yang lain tidak di beri kesempatan.
Untuk mencegah masalah ini konselor dapat berkonsultasi langsung dengan guru tersebut agar siswa merasa senang dengan cara mengajarnya.


KARIR
1.      Masih kurang memahami keterampilan apa yang harus saya kuasai untuk pekerrjaan yang saya akan masuki.
2.     Merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan dalam suasana yang kompetitif (banyak saingan).
3.    Masih belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan saya masuki.

Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya.


Prinsip-Prinsip Bimbingan karier di Sekolah
Agar bimbingan karier di Sekolah dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu diperhatikan oleh para pembimbing pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya, terutama dalam penyusunan program pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah. 
Secarabumum prinsip-prinsip bimbingan karier di Sekolah, adalah sebagai berikut:
1.

Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkandirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. Tidak ada perkecualian,baik itu yang kaya maupun yang miskin, dan faktor-faktor lainnya.2.

Setiap siswa harus memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalanhidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.3.

Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukupmemadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosialpribadi dan perencanaan pendidikan karier.4.

Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperolehpemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.5.

Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep,berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.






Kamis, 12 Januari 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diera sekarang ini bimbingan dan konseling sangatlah dibutuhkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Dalam program bimbingan dan konseling itu sendiri ada berbagai layanan-layanan yang diantaranya: pengumpulan data mengenai diri siswa, pemberian informasi mengenai pendidikan, pekerjaan, dan sosial budaya siswa yang dapat membantu siswa kelak di masa depan, konseling, yang memberikan bantuan khusus kepada siswa yang mempunyai masalah secara individual maupun kelompok, penempatan dalam program pendidikan dan pekerjaan yang sesuai, penilaian terhadap keberhasilan program yang diikuti dengan kegiatan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengembangan program bimbingan selanjutnya
Dalam pemberian layanan tersebut dapat digunakan melalui dua teknik yaitu teknik bimbingan individual dan teknik bimbingan kelompok. Dalam makalah ini akan lebih di fokuskan membahas tentang mengenai pengertian serta teknik-teknik bimbingan kelompok. Tujuan yaitu agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok itu sendiri serta mengetahui teknik-teknik bimbingan kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Bimbingan Kelompok
b. Tehnik Permainan Simulasi
1.3 Tujuan dan Manfaat
Ada yang menjadi tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tehnik permainan simulasi
b. Dari penulisan makalah ini dapat dijadikan landasan dan batu loncat bagi penulis untuk menghadapi penulisan-penulisan makalah kedepannya yang lebih baik.
c. Sebagai salah satu tugas dari mata kulia bimbingan dan konseling kelompok.
d. Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi para mahasiswa.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok
Berdasarkan kajian para ahli mengenai definisi bimbingan yang ditulis para ahli , misalnya Mortensen dan Schmuller (1964), Pietrofesa (1980), Shertzer dan Stone (1981), dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat diartikan “suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dan dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya dan linkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan dapat mengembangkan dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”.
Setelah kita mengetahui pegertian bimbingan kita juga memerluka pengertian kelompok. Kata kelompok rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dan konsep definisi kelompok itu sendiri setiap individu berbeda. Berikut ini pengertian bimbingan kelompok menurut Webster (1973), yaitu “kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang yang membentuk pola atau suatu unit pola; suatu kesatuan orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan, atau sifat-sifat yang sama”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan kolompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu ditujukan pada situasi kelompok dimana anggota yang mengikuti suatu bantuan tersebut lebih dari dua orang dengan tujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

2.2 Teknik Permainan Simulasi (simulation games)
Teknik permainan simulasi terdiri dari dua kata yaitu permainan dan simulasi. Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, mereka mengadakan pertemuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, terdapat aturan dan batasan waktu dan permainan juga merupakan suatu aktifitas menyenangkan, ringan, bersifat kompetitif. Permainan dilakukan baik olh anak-anak da orang dewasa. Dengan bermain anak-anak dapat mengenal lingkungannya, badannya, belajar tentang aturan masyarakat, manirukan dan menemukan pikiran-pikiran dan hubungan-hubungan yang berarti. Dengan cara ini anak-anak dapat belajar berbagai macam pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk dapat bergaul dan hidup di masyarakat. Jadi permainan dapat disebut sebagai alat untuk mengembangkan pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian bermain merupakan cara belajar yang menyenangkan, karena dengan bermain anak-anak belajar sesuatu tanpa mempelajarinya. Apa yang dipelajari ini akan disimpan dalam pikirannya, dan akan dipadukan menjadi satu kesatuan dengan pengalaman-pengalaman lain yang kadang-kadang tanpa disadarinya. sedang simulasi merupakan meniru situasi-situasi tertentu yang merupakan representasi (gambaran) dari kehidupan nyata. Permainan simulasi merupakan gabungan antara permainan dan simulasi, para pemain melakukan aktivitas simulasi dan mereka memperoleh balikan dari aktivitas permainan tersebut.
Menurut Adams (1973) permainan simulasi yaitu permainan yang dimaksudkan untuk merefleksi situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Tetapi situasi itu hampir selalu dimodifikas , apakah dibuat lebih sederhana, atau diambil sebagian, atau dikeluarkan dari konteksnya. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa situasi yang disimulasikan hendaknya tidak terlalu kompleks dan tdak terlalu sederhana. Apabila terlalu kompleks para pemain menjadi kurang berani memainkannya, sebaliknya apabila terlalu mudah mereka akan cepat bosan. Meskipu demikian, permainan simulasi tetap menyediakan suatu gambaran kehidupan dan kenyataan yang berarti.
Permainan simulasi dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya membantu siswauntuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial.
Dalam hal ini peserta permainan dapat memerankan peran yang sama sekali asing baginya. Permainan simulasi hampir sama deengan permainan peranan tetapi dalam permainan simulasi kadang-kadang pemain menghalangi pemain lainnya.
Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan gabungan antara teknik bermain peranan dengan teknik diskusi. Dalampermainan simulasi para pemainnya berkelompok dan berkompetensi untuk mecapai tujuan-tujuan tertentu dengan menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan bersama. Dalampermainan tersebut para pemain harus berperan dan berperilaku seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam situasi kehidupan yang sebenarnya. Jumlah pemain dalam permainan simulasi terbatas, dan lama permainannya juga terbatas. Selain juga permainan simulasi membutuhkan tempat dan peralatan tertentu. Topic-topik permainan simulasi disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan latar belakang lingkungan anak, dengan demikian mereka tidak merasa melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Permainan simulasi cocok dipakai untuk memotivasi anak belajar, terutama bila bahan pelajaran yang dipelajarinya kurang menarik. Npermainansimulasi selain berguna untuk memperkenalkan konsep dan menanamkan pengertiantentang sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan minat dan perhatian anak.
Penggunaan teknik permainan simulasi baik untuk kepentingan pengajaran maupun bimbingan didasarkan pada pikiran bahwa belajar secara berarti dapat terjadi apabila sibelajar menyatu dan akrab dengan lingkungan belajarnya. Belajar yang berlangsung dalam situasi demikian disebut belajar aktif. Dalam konteks ini anak belajar dari pengalamannya dengan lingkungan belajarnya dan megintegrasikan apa yang dipelajarinya dengan apa yang sudah ada pada dirinya. Informasi dan pengetauan yang diperoleh dengan cara demikian akan lebih dapat meresap dan terus mengalir seperti sungai, yaitu menemukan hal-hal baru yang dikombinasikan dengan yang lama. Belajar aktif itu sendiri mengacu pada belajar yang terjadi pada saat materi yang dipelajari anak diragakan sebelum disimilasikan dengan yang lama. Meskipu kegiatan belajar seperti itu memakan banyak waktu, tetapi si belajar mendapat perasaan puas karena berpartisipasi dengan aktif dalam proses permainan. Belajar dengan cara simulasi sama seperti belajar dalam kehidupan yang sebenarnya.

2.3 Cara membuat permainan simulasi.
Untuk membuat permainan simulasi dapat diikutilangkah-langkah sebagai berikut
a. Meneliti masalah yang banyak dialami anak, terutama menyangkut bidang pendidkan dan social.
b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam permainan itu. Dalam melakukan hal ini anggota kelompok atau siswa supaya diikut sertakan.
c. Membuat daftar atau sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membantu penyelesaian topik yang akan dikerjakan, misalnya alat-alat yang diperlukan, buku sumber, dan waktu yang sesuai untuk mengerjakan tugas antara konselor dengan siswa.
d. Memilih situasi dalam kehidupan sebenarnyan yang ada kaitannya dengan kehidupan siswa. Pelajari struktur situasi tersebut, dan aturan-aturan yang mengatur perilaku mana yang dibolehkan dan perilaku mana yang tak dibolehkan untuk dilakukan.
e. Membuat model atau skenario dari situasi-situasi yang sudah dipilih.
f. Identifikasi apa saja dan berapa orang yang akan terlibat dalam permainan tersebut. Pemegang peran apa saja sangat diperlukan dan apa peran masing-masing.
g. Membuat alat permainan simulasi, misalnya beberan simulasi, kartu pesan, kartu yang berisi kegiatan yang harus dilakukan untuk mengisi kegiatan selingan.

2.3 Cara melaksanakan permainan simulasi.

sebelum pelaksanan permainan simulasi dilaksanakan konselor menentukan peserta simulasi yang tergolong sebagai berikut:
a. Fasilitator, yaitu individu yang bertugas memimpin permainan simulasi. Tugas fasilitator yaitu menjelaskan tujuan permainan, mendorong pemain dan penonton untuk aktif ikut berdiskusi, membantui memecahkan masalah yang timbul selama permainan, menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh peserta lain, mengarahkan diskusi, dan memberikan tugas penulis untuk mencatat hasil diskusi dan melaporkan hasilnya.
b. Penulis/notulen, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama permainan berlangsung.
c. Pemain yaitu individu-individu yang memegang peran tanda bermain dan menjawab dan mendiskusikan pesan-pesan permainan simulasi.
d. Pemegang peran yaitu individu yang berperan sebagai orang-orang atau tokoh-tokoh yang ada pada skenario permainan.
e. Penonton yaitu mereka yang menyaksikan permainan simulasi dan berhak mengemukakan pemndapat, menjawab pertanyaan dan diskusi.

Setelah permainan penentuan pemain maka dilaksanakan permainan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya.
b. Fasilitator menjelaskan tujuan permainan dan yang menjadi fasilitaor yaitu Guru, konselor dan wali kelas.
c. Menentukan pemain, pemegang peran dan penulis.
d. Menjelaskan aturan permainan
e. Bermain dan berdiskusi.
f. Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainannya selesai dan mengemukakan masalah-masalah yang belum sempat diselesaiakan pada saat itu.
g. Menutup permainan serta menentukan waktu dan tempat bermain berikutnya.



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketepatan dalam pemilihan teknik akan dapat mempengaruhi efektivitas pencapaian tujuan bimbingan. Agar suatu layanan dapat berlangsung secara efektif dari awal hingga akhir, bisa saja digunakan sejumlah teknik secara variatif, seperti pada awalnya ceramah kemudian divariasi dengan diskusi kelompok maupun permainan. Ada beberapa teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan yang salah satunya yaitu permainan simulasi.
Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang digunakan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan nyata. Situasi yang diangkat dalam permainan dimodifikasi, disederhanakan, diambil sebagian ataupun dikeluarkan dari konteksnya. Permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain peran dan diskusi.

3.2 Saran
Oleh karena permainan simulasi ini merupakan permainan yang berupa sebuah proses pengulangan situasi-situasi dalam kehidupan nyata atau gambaran kehidupan nyata. Maka, mempelajari tentang tehnik permainan simulasi akan menambah wawasan kita semua tentang pelaksanaan bimbingan kelompok